TEKNOLOGI MEDIA (rangkuman)

Di seluruh dunia, teknologi informasi dan komunikasi membangkitkan sebuah revolusi industri yang baru. Ini adalah sebuah revolusi yang berdasarkan informasi. Teknologi itu sendiri adalah ekspresi ilmu pengetahuan manusia. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan kita dapat memproses, menyimpan dan mengambil-ulang dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk apapun yang diambilnya – lisan, tertulis atau visual – tanpa dirintangi oleh jarak, waktu dan volume. Revolusi informasi ini menambah kapasitas baru yang besar terhadap kecerdasan manusia dan membentuk suatu sumber yang mengubah cara kita bekerja bersama dan cara kita hidup bersama.

Perubahan sosial selalu terjadi setiap saat secara terus menerus. Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu sendiri dapat menjadi tujuan dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan

Ketika berbicara mengenai teknologi dan media massa, hal yang dapat kita simpulkan dengan mudah adalah “teknologi jelas telah mempengaruhi media massa”. Hal itu terjadi karena seiring perkembangan teknologi, lahir pula berbagai inovasi yang dapat dikatakan semakin memudahkan manusia untuk mengakses media massa. Namun, apakah peran teknologi hanya terbatas pada aksesnya ke media massa saja? Bagaimana dengan

evolusi media
PENGERTIAN
Evolusi : adalah perubahan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan dalam waktu yang lama

PENGANTAR
Sampai dua ratus tahun yang lalu ekonomi dunia bersifat agraris dimana salah satu ciri utamanya adalah tanah merupakan faktor produksi yang paling dominan. Sesudah terjadi revolusi industri, dengan ditemukannya mesin uap, ekonomi global ber-evolusi ke arah ekonomi industri dengan ciri utamanya adalah modal sebagai faktor produksi yang paling penting. Menjelang peralihan abad sekarang inl, cenderung manusia menduduki tempat sentral dalam proses produksi, karena tahap ekonomi yang sedang kita masuki ini berdasar pada pengetahuan (knowledge based) dan berfokus pada informasi (information focused).

Dalam hal ini telekomunikasi dan informatika memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler-technology)Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi begitu pesat, sehingga memungkinkan diterapkannya cara-cara baru yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa. Proses inilah yang membawa manusia ke dalam Masyarakat atau Ekonomi Informasi. Masyarakat baru ini juga sering disebut sebagai masyarakat pasca industri.
Apapun namanya, dalam era informasi, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga jagad ini menjadi suatu dusun semesta atau “Global village”. Sehingga sering kita dengar istilah “jarak sudah mati” atau “distance is dead” makin lama makin nyata kebenarannya.
Terbentuknya masyarakat informasi melalui proses transisi dari masyarakat sebelumnya yaitu masyarakat pra pertanian, masyarakat pertanian dan masyarakat industri, yang dipacu atau dipercepat dengan terjadinya perubahan teknologi komunikasi

Komunikasi dengan menggunakan media masih bersifat formal, karena ada fungsi – fungsi tertentu, misalnya : tentang obat – obatan, pengajaran atau membuat peralatan sederhana misalnya membuat lilin. Disini budaya mencatat mulai berkembang. Dengan terciptanya mesin cetak Guttenberg dari Jerman, maka mulai ada proses komunikasi masal.

MASYARAKAT INDUSTRI
Masyarakat industri terwujud pasca terjadinya revolusi Industri di Inggris sejak ditemukannya mesin uap pada tahun 1712. Pada era ini mulailah ada penerbitan seperti buku, surat kabar majalah dll., dengan ciri – ciri harga terjangkau karena adanya proses masalisasi produk media. Bersamaan dengan masalisasi produk media cetak, maka terjadi pula penurunan angka buta huruf, yang ini mendorong pula berkembangnya industri cetak – mencetak.
Di bidang media, pada tahun 1830-an, dengan berkurangnya buta huruf dan berkembangnya berbagai produk baru hasil dari industri baru, maka mulai muncul pemikiran tentang perlunya iklan, yang berfungsi menampilkan suatu jenis produk baru. Dan mulai perioda ini mulailah muncul gagasan – gagasan tentang pemasangan iklan surat kabar (koran), radio dan film


MASYARAKAT INFORMASI
Pada akhir 1900, pekerja di bidang informasi atau media hanya berjumlah sekitar 10%. Pada akhir masyarakat industri dan merupakan awal era informasi di sekitar tahun 1950-an, pekerja di bidang media / informasi telah mencapai 30% dari berbagai jenis pekerjaan.
Pada akhir 50-an dimana mulai berkembang teknologi komunikasi bersamaan dengan berkembangnya teknologi komputer, maka pekerja yang bergerak di bidang media dan informasi menjadi sekitar separuh dari jumlah jenis pekerjaan yang ada, yang ini dimulai sekitar akhir tahun 60-an.
Konvergensi media ini terwujud melalui beberapa jalan, antara lain terjadinya integrasi teknologi, merging dari perusahaan – perusahaan media, perubahan dari lifestyle, perubahan pola dan jenis karir, perubahan peraturan – peraturan, perubahan issue – issue sosial, yang semuanya menyebabkan terjadinya dinamika sosial.

KONVERGENSI
Keadaan menuju satu titik pertemuan; memusat; (Ref. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001, P 592)

MERGER TEKNOLOGI
Awalnya : teknologi-teknologi berkembang sendiri-sendiri, akibat perkembangan teknologi, teknologi-teknologi tersebut menjadi saling terkait. Perbedaan-perbedaan di dalam hal pengumpulan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan informasi telah dapat diatasi
Industri komputer berkembang sangat pesat memicu perkembangan teknologi lain, Komputer juga berperan dalam perkembangan teknologi telekomunikasi

Perubahan Kebudayaan; Teknologi, Ideologi dan Nilai
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut sangat sulit untuk dipisahkan.

Perspektif Historis Materialisme
Perspektif materialistis bertumpu pada pemikiran Marx yang menyatakan bahwa kekuatan produksi berperan penting dalam membentuk masyarakat dan perubahan sosial. Marx memberikan penjelasan bahwa pada masa teknologi masih terbatas pada kincir angin memberikan bentuk tatanan masyarakat yang feodal, sedangkan ketika mesin uap telah ditemukan tatanan masyarakat menjadi bercirikan industrial kapitalis. Perspektif ini melihat bahwa bentuk pembagian kelas-kelas ekonomi merupakan dasar anatomi suatu masyarakat.

Penjelasan Marx tentang kelas dalam masyarakat yang telah menganut moda produksi kapitalis bertumpu pada konflik kelas sebagai akibat eksploitasi kelas bawah oleh kelas atas. Penjelasan ini didasarkan atas pengamatan empiris pada negara-negara eropa sampai dengan tahun 1845. Marx menggunakan perspektif historis materialisme sebagai sebuah hipotesis kerja untuk menjelaskan peran antara ekonomi dengan masyarakat. Historis materialisme digunakan sebagai sarana untuk mempelajari moda produksi kapitalis yang telah menggejala di negara-negara eropa. Pengamatan sejarah perkembangan negara-negara eropa terutama Jerman melahirkan dugaan bahwa semua perkembangan sejarah tersebut diwarnai oleh adanya konflik kelas.


Perspektif tentang Individu dalam Perubahan Sosial
Perspektif individual menjadi sebuah alternatif untuk menjelaskan perubahan sosial. Menurut perspektif historisme, masyarakat sebagai kesatuan holistik yang bersifat menentukan sifat dan keteraturannya sendiri yang tidak dapat direduksi. Individu dipandang pasif dan cenderung tergantung pada sistem sosialnya. Sebaliknya, perspektif individual memberikan ruang yang sangat dominan terhadap individu. Pusat perhatian bergeser ke agen dan tindakannya, yaitu perilaku signifikan yang ditujukan terhadap orang lain untuk mendapatkan tanggapan. Untuk memahami tindakan sosial maka kita harus memahami terlebih dahulu tindakan individu. Tindakan individu sendiri merupakan sebuah kompleksitas antara motivasi psikologis, nilai budaya, norma dan hukum yang membentuk tindakan. Dengan demikian, faktor utama yang menjelaskan perubahan sosial adalah pada alam ide.

Sejarah Televisi
Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar.

Setelah beberapa kurun waktu lamanya kemudian diciptakan sebuah piringan metal kecil yang bisa berputar dengan lubang-lubang didalamnya oleh seorang mahasiswa yang bernama Julius Paul Gottlieb Nipkow (1860-1940) atau lebih dikenal Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird (1888-1946) dan Charles Francis Jenkins (1867- 1934) menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin (1889-1982) dan Philo T. Farnsworth (1906-1971) berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasilnya berjalan baik, maka orang-orang pada waktu itu berangsur-angsur mulai meninggalkan tv mekanik dan menggantinya dengan tv elektronik.

Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff (1891-1971), Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIK
Baik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.

TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.

Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.

TV BERWARNA
Sebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. Belajar dari pengalaman CBS, RCA mulai membangun sistem warna menurut formatnya sendiri. Mereka dengan cepat membuat sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna maupun hitam putih. Setelah RCA memperlihatkan kemampuan sistem mereka, format NTSC kemudian dijadikan acuan standart untuk siaran komersial pada tahun 1953.

Seiring dengan berjalannya waktu serta perkembangan teknologi, televisi dari waktu ke waktu mulai banyak perbaikan dan penambahan dari sisi teknologinya. Untuk waktu kedepan televisi perlahan mulai meninggalkan teknologi analog dan menginjak ke era yang disebut televisi digital dengan kemampuan dan kualitas yang lebih baik dari generasi sebelumnya yang lazim disebut dengan teknologi IPTV [Internet Protocol Television].


TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Di dalam era informasi saat ini kehadiran desain komunikasi visual sangatlah dibutuhkan. Sesuai dengan namanya, desain komunikasi visual mempunyai tujuan untuk mengkomunikasikan pesan yang dapat ditangkap oleh massa dengan benar. Salah satu elemen desain yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu desain dalam berkomunikasi dengan masyarakatnya adalah tipografi. Tulisan ini membahas bagaimana dan apa peran tipografi tersebut dalam desain komunikasi visual.

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai kebutuhan untuk hidup bersama dan berkomunikasi dengan sesama. Komunikasi tersebut dapat dilaksanakan secara lisan, visual, atau gabungan keduanya. Tanda-tanda lalu lintas, papan nama jalan, tiket bis, majalah, koran, papan reklame, label, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh dari berbagai bentuk komunikasi secara visual yang kita temui sehari-hari. Desain komunikasi visual adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, cerita, konsep, dan informasi melalui penglihatan. R. Buckminster Fuller, seorang desainer dan arsitek yang menciptakan geodesic dome, mengatakan bahwa sebuah desain komunikasi harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tidak hanya untuk memuaskan keinginan daripada desainer tersebut sendiri. 1 Dengan demikian, maka sebuah karya desain komunikasi visual dapat dikatakan berhasil apabila ide, cerita, atau informasi yang ingin disampaikan oleh karya tersebut dapat diterima oleh masyarakat (pengamat) dengan tepat. Oleh karena itu, seorang desainer komunikasi visual harus dapat mengerti cara berpikir dan reaksi kebanyakan orang (atau pengamat yang dituju). Persepsi pengamat lebih dipentingkan daripada persepsi sang desainer.

TIPOGRAFI
Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’,
yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk
menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada
tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke
pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari,
setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita
baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang
berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya.
Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi
kurang atau tidak komunikatif.
TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (Priscilia Yunita Wijaya)
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
49
Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, tipografi tidak dapat
dipisahkan dari elemen desain. Dalam membuat perencanaan suatu karya desain,
keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat mempengaruhi
susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut.
Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf;
dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari
suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Huruf ‘O’, contohnya, tidak saja
terbaca sebagai huruf ‘O’, tetapi juga terbaca sebagai bentuk lingkaran yang
mempengaruhi bidang suatu karya desain. Dimana dan bagaimana
seorang desainer meletakan huruf ‘O’ tersebut dapat mempengaruhi
legibilitas dan keseimbangan karya desain tersebut.
Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi
visual harus dapat membaca dan mengartikan bentuk atau gambaran.
Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus dapat
mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan
meramalkan reaksi daripada pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas,
misalnya, sangat baik untuk digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk
huruf roman, san serif, bold, sangat cocok untuk posterposter
politik.
Sejarah Tipografi
Tipografi, sebagai salah satu metode yang menterjemahkan kata-kata menjadi
bentuk atau gambaran sudah digunakan sejak jaman dahulu. Dimulai sejak awal jaman
lukisan di gua (early cave drawing age), dimana nenek moyang kita menggambarkan
pengalaman mereka di dinding gua. Pada awalnya, yang digunakan adalah pictogram, yaitu
gambar yang mewakili bentuk benda yang dimaksud. Secara perlahan, berdasarkan
asosiasi, beberapa pictogram berubah menjadi ideogram, yaitu simbol yang bentuknya tidak
persis mewakili bentuk yang dimaksud sehingga dapat digunakan untuk berbagai arti.
Ideoram berkembang sehingga mempunyai gaya penulisan yang tertentu dan mulai
mewakili bunyi suara. Karena berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula
kosa kata dan kepentingan untuk menyimpan data. Seiring dengan perkembangan tersebut,
kecepatan dalam menulis juga berkembang sehingga bentuk individual simbol juga
semakin sederhana dan abstrak. Pada awal tahun 2800 sebelum Masehi, bangsa Sumaria
telah mempunyai sistem menulis dengan formal, abstrak simbol, yang disebut cuneiform,
yang kemudian menjadi basis daripada modern alphabet yang kita gunakan. Demikianlah
simbol-simbol tersebut terus berkembang dan bertambah sesuai dengan bunyi suara, dan
semakin abstrak bentuknya.
Melalui gerakan penyebaran kekuasaaan dan agama, bangsa Romawi juga
menyebarkan sistem penulisan terutama untuk menyimpan peristiwa dan ceritera, dimana
calligrafi menjadi populer dan berkembang. Kebutuhan membaca dan menulis juga
semakin meningkat.
Peran tipografer.
Sampai pada jaman tersebut, tipografi sebagai bidang yang berfokus pada bentuk
huruf belum populer. Perkembangan tipografi mulai menjadi populer dimulai pada abad ke
lima belas dengan ditemukannya sistem pencetakan dengan menggunakan ‘movable type’.
Pada saat yang bersamaan, keinginan dan kemampuan membaca masyarakat juga
meningkat, membuat kebutuhan akan buku, surat kabar, dan lain-lain juga meningkat. Pada
saat inilah profesi tipografer mulai muncul. Fungsi daripada tipografer pada saat itu adalah
mengawasi keseluruhan proses produksi termasuk di dalamnya pembuatan huruf dan
pencetakannya.
Revolusi Industri membawa pengaruh terhadap kecepatan dan spesialisasi dalam
segala bidang. Sistem percetakan yang tadinya manual berubah menjadi mekanik.
Spesialisasi pekerjaan semakin berkembang, muncul spesialisasi pekerjaan seperti desainer
bentuk huruf (type designer), pengatur huruf (typesetter), pencetak (printers), dan lain
sebagainya. Desainer komunikasi visual dan tipografer adalah dua profesi yang berbeda,
walau fungsinya dalam suatu karya desain saling terikat. Dalam sebuah karya desain,
desainer komunikasi visual memberikan spesifikasi type yang dia inginkan, dan typesetter
akan melakukan penyusunan type tersebut bagi sang desainer. Segi positif dari spesialisasi
ini, setiap ahli semakin ahli dan bertanggung jawab pada bidangnya. Pada masa-masa ini
dapat dilihat penggunaan type yang lebih memperhatikan keindahan bentuk huruf.
TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (Priscilia Yunita Wijaya)
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
51
Tehnologi semakin berkembang sehingga ditemukannya DTP (desktop publishing),
yang memberikan kesempatan bagi para desainer untuk menyusun type sendiri; desainer
komunikasi visual juga berfungsi sebagai tipografer. Segi positifnya adalah pada saat
tersebut terbuka kesempatan untuk bereksperimen dengan huruf dan terbuka kebebasan
menggunakan huruf dengan lebih leluasa.
Pengaruh dari kemajuan teknologi tersebut membawa dampak pada penggunaan
illustrasi dan foto pada karya desain. Kemampuan mencetak gambar dengan kualitas yang
baik membuat banyak desainer komunikasi visual tergerak untuk menggunakan gambar
sebagai inti dari karya desainnya dan kecenderungan mengesampingkan tipografi. Selain
itu, kemudahan dalam proses produksi desain melahirkan banyak desainer amatir yang
kurang mengerti prinsip-prinsip desain dan pentingnya tipografi. Akibatnya, banyak kita
temui desain sampul majalah, poster, brosur, yang penyusunan hurufnya tidak sejalan
dengan tema dan gambar yang digunakan, sehingga terdapat kesan bahwa huruf-huruf
tersebut asal diletakan saja.
Desain Tipografi
Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat
elemen-elemen desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain
juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat
mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi
dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi.
Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat
dengan tangan. Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang
berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan
bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tandatanda
tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan
mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada.
Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility.
Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca.
Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang
dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal
NIRMANA Vol. 1 No. 1 JANUARI 1999
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
52
ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu
huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama
dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti
contoh di bawah ini.
fail Diambil dari Typographic Design: Form and Communication
tail Huruf 'f', 't', 'j', mempunyai karakteristik yang sama sehingga ada
jail kemungkinan terbaca dengan kurang tepat
Diambil dari Typographic Form: Form and Communication
Apabila menggunakan copping, bagian atas daripada huruf lebih dapat terbaca
daripada bagian atasnya.
Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan
huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk
membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf
yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak
dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan
menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang
membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang
jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca
merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks
tersebut dapat dikatakan tidak readible. Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang
tepat sehingga mengurangi kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat
mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat.
Apabila hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual
tersebut gagal karena kurang komunikatif. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu
desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat
akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak
sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.
TIPOGRAFI DALAM DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (Priscilia Yunita Wijaya)
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
53
Prinsip yang ketiga adalah Visibility. Yang dimaksud dengan visibility adalah
kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual
dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Fonts yang kita gunakan untuk headline dalam
brosur tentunya berbeda dengan yang kita gunakan untuk papan iklan. Papan iklan harus
menggunakan fonts yang cukup besar sehingga dapat terbaca dari jarak yang tertentu.
Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca, dan huruf-huruf yang digunakan
dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain
dapat berkomunikasi dengan baik.
Prinsip pokok yang terakhir adalah clarity, yaitu kemampuan huruf-huruf yang
digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat
yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka
informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti oleh pengamat yang dituju. Beberapa
unsur desain yang dapat mempengaruhi clarity adalah, visual hierarchy, warna, pemilihan
type, dan lain-lain.
Keempat prinsip pokok daripada desain tipografi tersebut di atas mempunyai tujuan
utama untuk memastkan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain
komunikasi visual dapat tersampaiakn dengan tepat. Penyampaian informasi tidak hanya
merupakan satu-satunya peran dan digunakannya desain tipografi dalam desain komunikasi
visual. Sebagai seuatu elemen desain, desain tipografi dapat juga membawa emosi atau
berekspressi, menunjukan pergerakan elemen dalam suatu desain, dan memperkuat arah
daripada suatu karya desain seperti juga desain-desain elemen yang lain. Maka dari itu,
banyak kita temui desain komunikasi visual yang hanya menggunakan tipografi sebagai
elemen utamanya, tanpa objek gambar.
KESIMPULAN
Penggunaan desain tipografi dalam sebuah karya desain komunikasi visual dapat
memperkuat keberhasilan karya tersebut dalam berkomunikasi, namun dapat juga
menjatuhkan kualitas desain apabila tidak dipergunakan dengan tepat.
Melihat begitu besarnya pengaruh desain tipografi di dalam suatu karya desain
komunikasi visual, maka sangatlah penting bagi para desainer untuk mengerti tentang
tipografi dan bagaimana cara menggunakannya dalam suatu karya desain dengan baik dan
benar.
NIRMANA Vol. 1 No. 1 JANUARI 1999
Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain –Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/design/
54
Kesensitifan seorang desainer, yang pada waktu menggunakan elemen tipografi
juga berfungsi sebagai seorang tipografer, terhadap bentuk dan penggunaan tipografi
sangatlah diperlukan. Kebebasan dalam menggunakan elemen tipografi, yang melanggar
prinsip pokok dari desain tipografi dapat mengurangi kemampuan sebuah desain untuk
berkomunikasi. Di lain pihak, kehadiran desain tipografi yang tidak senada dengan image
atau gambar dan arah desain yang dituju, meskipun sesuai dengan prinsip tipografi yang
ada juga akan mengganggu keseimbangan dalam sebuah desain.
Terganggunya keseimbangan dan kemampuan penyampaian informasi dalam
sebuah desain merupakan dua hal yang sangat fatal. Keseimbangan dan informasi, harus
dapat berjalan bersama. Tanpa adanya keseimbangan dalam karya desain membuat desain
tersebut kurang mutlak dan akan mengganggu pengamatan, sebaliknya sebuah desain yang
indah dan seimbang jugalah tidak dapat dikatakan berhasil apabila pengamat tidak mampu
memperoleh informasi apapun darinya.
Seorang desainer komunikasi visual harus mampu dan mempunyai kesensitifan
dalam mengintegrasi desain elemen yang lain seperti gambar, warna garis-garis dan lain
sebagainya dengan desain tipografi. Kunci keberhasilan suatu karya desain komunikasi
visual terletak pada kmampuan suatu karya desain menyampaikan informasi dengan tepat
secara kreatif. Tipografi sebagai bentuk visual dari sebuah komunikasi merupakan sarana
penyampaian informasi memegang peranan yang sangat penting dalam desain komunikasi
visual.

CORBIS MILD (tugas kampus lagi dan lagi)


Definisi Produk
Corbis mild adalah produk rokok mild yang mempunyai cita rasa yang halus karena. Mengandung 12MG TAR dan 0,9 NIKOTIN sehingga Corbis mild lebih halus dibandingkan dengan rokok – rokok mild pada umumnya.Corbis mild tersedia 20 batang pada satu packnya.

Alasan Pemilihan Nama
Dalam membuat suatu brand, banyak faktor yang harus di perhatikan agar nantinya brand ini mampu bertahan, dan terus naik dalam penjualan ketika dilemparkan ke pasar. Salah satu faktor yang harus di perhatikan adalah pemilihan nama. Nama dalam suatu brand adalah landasan atau dasar yang nantinya akan menjadi perhatian konsumen yang paling pertama, apakah brand tersebut mampu di ingat atau memiliki ciri khas tersendiri.
Nama brand yang di pilih harus mudah di ingat , unik, memiliki nama yang menarik yang mampu menarik attention pasar/konsumen. Maka dari itu dipilihlah nama Corbis (belum pernah dipakai sebelumnya) Corbis sendiri diambil dari nama ladang tembakau di Seattle,Washington. Pemilhan nama in sendiri banyak pertimbangan karena nama harus mudah diigat dan mudah di ucap/ di eja. Pemilihan nama secara tidak langsung juga menjadi tolak ukur akan kualitas barang itu sendiri, karena kualitas bisa di nilai secara objektif.
Komposisi Produk
Di proses dengan teknologi yang ramah lingkungan dan canggih serta menggunakan bahan bahan dengan kualitas yang terbaik. Di dalamnya mengandung tembakau yang mempunyai cita rasa yang khas. Sehingga menjadikan Corbis mild salah satu produk yang benar-benar khas.
Komposisi yang terkandung di dalam Corbis mild:
 Tembakau
 Nikotin
 TAR


Segmentasi
Segmentasi produk adalah penentuan sasaran konsumen dari suatu brand/merk. Segmentasi pasar adalah pengelompokan konsumen berdasarkan criteria tertentu yang telah di tentukan.
Segmentasi merupakan hal yang penting dalam strategi pemasaran karena dengan tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi dan keterbatasan waktu yang ada, dimana konsumen di hadapkan pada banyak piihan produk yang ada. Akan tetapi dengan jumlah masyarakat yang banyak, bersifat dinamis dan heterogen, kita tidak dituntut untuk memenuhi seluruh kebutuhan dengan kondisi dan tingkat kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Segmentasi membantu pemasar dalam menentukan sasaran konsumen dan karakter produk lebih fokus, agar nantinya pemasar dapat mencapai hasil yang maksimal.
Corbis mild adalah rokok mild dengan segmentasi pasar untuk para laki – laki dengan umur 18 – 50 tahun. Di lihat dari segi ekonomi Corbis mild ditujukan untuk kalangan menengah keatas karena dari segi ekonomi, harga yang di tawarkan termasuk dalam katergori harga mahal dan biasanya kaum elite atau menengah keatas itu tidak mementingkan harga,dan karena faktor gengsi, dan bila di lihat dari mutu, Corbis mild memiliki nilai mutu yang tinggi. Untuk segi demografis, produk ini sasaran konsumennya adalah masyarakat kota dengan mobilitas tinggi.

Competitor

Competitor /pesaing adalah brand lain yang memiliki segmentasi yang homogeny dengan kita, memiliki tipe produk yang hamper sejenis. Perbedaannya terletak hanya pada cara bagaimana mereka memasarkan produk dan mempromosikan produknya.
Di Negara kita sudah cukup banyak produk yang bergerak di bidang rokok dengan masing-masing kelemahan dan keunggulan produknya. Berikut adalah beberapa competitor dari Corbis mild.
 Samporna Mild ( A mild )
 Class Mild
 Neo Mild
Semua competitor dari Corbis Mild hampir memiliki karakteristik produk dengan Corbus Mild, tetapi tidak pada cita rasa yang halus, ini dapat dilihat dari kandungan nikotin dan tar yang terdapat dalam Corbus Mild sendiri.

Positioning
Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Sebelum menentukan konsep positioning untuk Corbis Mild , kita harus memikirkan konsep apa yang ingin di buat agar mudah di ingat oleh konsumen. Pertama pemilihan dan desain brand name, desain kemasan, serta typografi yang di gunakan. Desain kemasan nantinya akan di buat sesuai konsep produk dengan sasaran konsumen yang di tuju.
Positioning diciptakan untuk mendukung pembentukan brand. Positioning merupakan suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk dalam alam pikiran konsumen. Usaha ini merupakan langkah penting untuk merebut perhatian pasar karena situasi masyarakat di pasar sudah over communicated
Terdapat beberapa strategi untuk menciptakan positioning suatu produk, yaitu penonjolan karakterisasi produk, penonjolan harga, posisioning menurut pemakainya, posisioning menurut kelas produk, positioning langsung terhadap pesaing.



1. Penonjolan karakterisasi produk
Di produk Corbis Mild ini ditonjolkan bahwa rokok ini adalah rokok Mild yang berbeda daripada rokok mild seperti pada umumnya. Corbis Mild mempunyai cita rasa yang lebih halus
2. Posisioning menurut pemakainya
Corbis Mild menonjolkan laki - laki sebagai target marketnya. Terutama dengan jangkauan umur 18 – 50 tahun.
3. Posisioning menurut kelas produk
Positioning ni dilakukan untuk memberikan perbedaan dengan produk lain yang karateristiknya hampir sama. Corbis Mild menggunakan tagline “kalau ada yang enteng kenapa coba yang berat?” untuk memberikan image bahwa Corbis Mild ini memang halus dan tidak seperti kretek.


Strategi Komunikasi Pemasaran
Untuk menentukan cara terbaik menjual produk, keputusan pokok adalah tentang sifat perpaduan promosi yang mungkin paling efektif. Khususnya bagaimana iklan, kewiraniagaan, promosi konsumen ( perlombaan, hadiah, dan penawaran kombinasi ), dan kegiatan promosi dealer dapat digabungkan menjadi sautu perpaduan penjualan yang efektif.
Dalam hal ini beberapa strategi promosi yang akan di lakukan Corbis Mild adalah
 Iklan produk dapat digunakan untuk mempromosikan penjualan melalui pengecer – pengecer yang sekarang untuk mendapatkan langganan – langganan baru.
o Jika produk itu dijual dari rumah ke rumah , maka iklan produk itu akan membantu menjual merek, membantu memperluas distribusi produk dengan merangsang permintaan pada toko – toko pengecer melalui iklan konsumen, dan membangkitkan minat para pengecer terhadap produk itu melalui iklan yang ditujukan kepada mereka.
o Melakukan pemasangan iklan, banner, flyer yang di pasang/di sebar di tempat tempat yang strategis (misalnya baliho di pinggir jalan,dekat lampu merah,dsb). Melakukan sponsorship atau menggelar event dengan sasaran penonton yang ditembak adalah anak muda dan acara itu juga sesuai dengan konsep.
 Promosi konsumen dengan melakukan perlombaan, pemberian hadiah setelah melalukan pembelian, undian perbulan.

Desain Grafis

Konsep desain grafis juga merupakan hal yang penting dan vital untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli produk barang yang di tawarkan. Berikut adalah penjelasan mengenai konsep desain grafis brand image Corbis Mild.
o Color (warna)
Warna adalah elemen yang mampu memperlihatkan image sebuah brand/ produk secara psikologis terlebih dahulu di bangding gambar atau teks. Warna yang dipilih dalam Corbis Mild adalah warna dasar biru muda disesusaikan dengan image Corbis Mild yang halus supaya menandakan bahwa rokok Corbis Mild adalah benar benar rokok yang mempunyai cita rasa yang halus tetapi juga tidak mengurangi faktor kejantanan. Sedangkan untuk warna typografinya dipilih warna emas (gold) untuk menciptakan image bahwa Corbis Mild adalah rokok yang berkelas atau eksklusif.
o Komposisi
Ilustrasi dan teks / tulisan harus diletakkan secara menarik, secara seimbang untuk lebih menarik minat calon pembeli karena hal itu yang akan menarik perhatian sebelum melakukan pembelian. Dalam brand Corbis Mild , logo Corbis di letakkan di tengah packaging rokok dengan warna biru muda yang dominan menggambarkan kehalusan.

o Unity
Unity adalah kesatuan dari desain yang ada, dimana unity ini nanti mampu menampilkan citra / image produk yangdi tawarkan. Kesatuan dalam brand Corbis Mild adalah bentuk huruf yang tegas dan menonjolkan image laki – laki. Dan tentunya dengan kombinasi warna yang tepat mampu memberikan citra yang baik pada brand.

o Typografi
Pemilihan huruf yang di pakai oleh brand dalam menampilkan pesan. Teks/ huruf harus mampu memberikan kesan yang sesuai dengan konsep/karakter produk. Corbis Mild menggunakan font yang tegas menonjolkan ke laki – lakiannya dan bertype font yang sesuai dengan tulisan Corbis itu sendiri. Font ini jugaberkesan semi formal sehingga terkesan produk Corbis Mild berkelas.Logo “C” dalam lingkaran tengah menggambarkan bahwa Corbis Mild adalah rokok halus, tetapi dengan menggunakan typografi yang bertipe halus tidak mengurangi faktor kelaki – lakian dari Corbis Mild itu sendiri.

MY EVERLASTING DEAR next perfomance


MY EVERLASTING DEAR perfomance @ atmifest
w/ : FLYING FOR VENUS - MATIUS III:II - NO STEREO YELLOW - ARMADA RACUN - NETRAL
venue : stadion sriwedari,solo 8.00 pm
HTM : idr 15.000
be there :D

FINGERBOARDING IS NOT AUSTIM!

This is very fun and extreme, because not all people can play it: D




PERKEMBANGAN TEKNOLOGI RADIO

Perkembangan teknologi informasi terutama internet mampu membuka cakrawala baru yang tidak terbayangkan sebelumnya. Jika kita dulu hanya bisa mendengar atau menyaksikan segala informasi yang ada di dunia ini, baik berita hingga hiburan melalui radio atau televisi tradisional yang disiarkan dengan transmisi gelombang elektromagnetik, internet telah membuat revolusi informasi dengan munculnya televisi internet (web TV) dan juga radio internet (yang juga dikenal sebagai web radio, net radio atau e-radio).

Sebagaimana dengan televisi dan radio, televisi internet dan radio internet yang berbasis web itu juga menyajikan video dan audio, namun dalam bentuk transmisi digital yaitu streaming. Dengan kemajuan teknologi internet dan juga makin besarnya bandwidth yang dapat digunakan, kualitas video dan audio streaming sekarang semakin meningkat dan juga lebih mudah diakses pengguna internet. Khususnya radio internet, sekarang perkembangannya makin pesat terutama karena sangat mudah dibuat.

Cukup dengan pengetahuan sedikit tentang teknologi internet, individu atau perusahaan khususnya stasiun radio akan mudah membuat radio internet di web tanpa banyak kesulitan. Apalagi di internet, banyak situs yang menyajikan cara-cara pembuatannya termasuk situs Indonesia.

Pada umumnya semua perlengkapan termasuk software untuk membuat radio internet dapat dikatakan murah, bahkan bisa gratis. Konsenstrasi biaya pembuatan radio internet biasanya pada sewa server untuk audio streaming. Memang sewa server untuk adio streaming di Indonesia masih mahal, namun pembuat radio internet masih bisa menyewa server yang co-location (titip server di penyedia server). Oleh karena itu, siapapun bisa membuat radio internet karena tidak membutuhkan proses yang bertele-tele seperti radio biasa yang lebih rumit pendiriannya.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Perkembangan yang terjadi dengan cepat di bidang komunikasi membuat para ahli menyebutnya sebagai revolusi komunikasi. Perubahan yang cepat ini didorong oleh adanya berbagai penemuan di bidang teknologi sehingga apa yang dulu merupakan kendala dalam kegiatan komunikasi, sekarang sudah terbuka lebar. Seseorang dapat berhubungan dengan seseorang atau sekelompok orang tanpa dibatasi oleh faktor waktu, jarak, jumlah, kapasitas dan kecepatan. Contohnya penggunaan satelit dalam komunikasi.

Revolusi informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Disamping itu, kemajuan tekhnologi informasi dan komunikasi pun mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.

Akan tetapi di lain sisi, globalisasi informasi dan komunikasi tidaklah sepenuhnya membawa kebahagiaan bagi semua orang, masyarakat atau bangsa. Pengetahuan dan preferensi yang cenderung seragam terhadap informasi di masing-masing negara justru dapat menumbuhkan perbedaan atau kesenjangan internasional dalam berbagai bidang.

Terjadinya pemekaran jenis-jenis media sebagai akibat kemajuan tekhnologi komunikasi dan informasi yang luar biasa, globalisasi media pun meningkat dalam kualitas jaringan internet global (cybercommunication) telah menciptakan sebuah jalan raya yang syarat informasi yang amat luas dan seakan-akan tidak berujung (information super haigway) komunikasi internet cenderung menjadi sebuah jenis media massa baru, karena penggunaan internet sudah massal.

Internet diibaratkan sebuah dunia maya tatkala TV telah menjadi begian terpenting dalam budaya komunikasi umat manusia “istilah katak dalam tempurung” sudah mulai berubah tempurung kepala mulai berlubang-lubang kata seorang pengamat komunikasi manca negara. Dan kodok yang sudah lama tinggal di dalamnya sudah mulai bisa melihat ke seluruh pelosok dunia (TV disebut jendela dunia).

Sedangkan ketika kemudian muncul internet yang membentuk jaringan komunikasi dan informasi sejagat. Tempurung kepala itupun terbalik. Akibatnya sang kodok memperoleh kekuasaan meloncat-loncat ke seluruh dunia dengan kendaraan komputer.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TELEVISI

Dunia yang sangat luas dan tak terbatas jaraknya ini, kini telah dipersempit dengan adanya suatu teknologi. Seiring dengan perkembangan jaman, sebuah teknologi kian hari menjadi lebih maju. Temuan-temuan baru dari sebuah teknologi akan menimbulkan persaingan-persaingan yang semakin ketat untuk menciptakan dan menghasilkan teknologi yang bagus juga memiliki kualitas yang tinggi.

Saat ini yang sedang gencar-gencarnya dibicarakan adalah teknologi informasi dan komunikasi. Kedua hal tersebut dapat kita dengar dan saksikan di media-media, salah satunya yaitu televisi.Televisi ini pun mengalami perkembangan yang sangat pesat dan makin maju. Yang pada awalnya, televisi bentuknya sangat besar dan tidak mudah untuk dibawa kemana-mana, channelnya pun masih sedikit dan masih dapat dihitung dengan jari. warna nya pun masih hitam putih. Kini telah berubah, yang mana televisi telah dimiliki oleh hampir setiap warga di dunia dan sudah bukan merupakan barang yang mewah lagi, tak peduli siapa dia dan apapun pekerjaannya. Televisi dewasa ini bentuknya lebih kecil sehingga mudah untuk dipindah-pindahkan dan telah memiliki channel dari tiap-tiap Negara, dikarenakan setiap Negara telah memiliki stasiun televisinya masing-masing dengan jumlah yang sangat banyak dan ada beberapa siaran atau channel TV dapat disaksikan secara langsung di Negara-negara lain apabila televisinya telah dipasang alat seperti yang kita kenal di Indonesia, yaitu ASTRO, Indovision, dll.

Bentuk televisi yang paling unik adalah ponsel TV, dimana orang dapat menyaksikan siaran televisi secara langsung dari ponselnya, kapan saja dan dimana saja. Bentuknya sama saja dengan ponsel biasa, hanya dibedakan dengan adanya jaringan TV dalam ponsel tersebut, misalnya pada Hi-Tech, Beyond B868 dan D-One DG-718, dll.
Pada ponsel Beyond B868 dan D-One DG-718, TV tuner dijadikan sebagai fitur andalan untuk menyaksikan siarannya tidak dibebankan biaya apapun. yang Teknologi tuner ini pada dasarnya beda dengan jaringan seluler ponsel, jadi kita bisa menikmati tayangan TV favorit meski tak menyisipkan kartu SIM operator. Ponsel inipun telah dilengkapi antenna internal untuk menangkap gelombang siarannya.

Untuk mencari gelombang siaran, keduanya dipermudah lewat modus ‘auto search’. Tinggal dipilih wilayah siaran (negara) dan aktifkan mode pencari, secara otomatis channel siaran televisi yang terjaring akan disimpan dan diatur secara berurutan sesuai frekuensi yang digunakan. Pada ponsel ini juga bisa merekam video, hanya dalam bentuk klip film dalam format avi, mpeg4 dan 3gp. Hasilnya pun tidak sempurna, namun waktu rekamnya bisa diatur tak terbatas (unlimited), selama kapasitas memori yang tersisa masih ada.